Viral Pemuda Tuli Papua Dianiaya, Begini Tanggapan Aktivis Disabilitas - Liputan6.com
Surya juga berpendapat bahwa kejadian tersebut mencerminkan pendidikan militer sedang darurat. Pasalnya, tidak ada materi/pelajaran/mata kuliah tentang bagaimana berinteraksi dengan rakyat Tuli dan disabilitas.
“Pendidikan Bahasa Isyarat dan disabilitas seharusnya dimulai dari pendidikan usia dini,” kata Surya.
Ia juga meminta agar pemilik sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan, untuk segera menerima pengajar Tuli dan disabilitas. Ini dibutuhkan agar sekolah dapat melahirkan pelayan rakyat seperti tentara, polisi, aparat hukum, perawat, dan lain-lain yang memahami penyandang disabilitas, kelompok minoritas, dan semua orang secara umum.
“Kasus hukum tetap berjalan tetapi perlu ada perbaikan kurikulum pendidikan agar menciptakan manusia yang memanusiakan sesamanya.”
“Jadi, kita harus kenalkan anak-anak & adik-adik kita untuk berteman dengan disabilitas supaya mereka semakin peka dan mewujudkan Indonesia ramah disabilitas. Bisa yuk!” katanya.
Komentar
Posting Komentar