Viral Video Air Terjun Musiman, BPBD Minta Tak Daki Gunung Agung - CNN Indonesia
Kemunculan air terjun musiman di Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali, menjadi viral di media sosial, pada Senin (29/11). Aktivitas pendakian pun tak disarankan lantaran berbahaya.
Dalam video viral yang diabadikan pendaki itu, terlihat jalur pendakian dialiri air deras.
IB Ketut Arimbawa selaku Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem, Bali, mengaku pihaknya baru mengetahui kemunculan air terjun musiman itu.
Namun demikian, ia menyebut Gunung Agung memiliki 7 aliran air yang nantinya mengalir ke Sungai Tukad Yeh Sah yang berada di Desa Muncan, Selat, Karangasem, Bali.
"Saya, juga baru tahu air terjun yang sifatnya musiman. Yang jelas di Gunung Agung itu ada aliran-aliran sungai nantinya terfokus menjadi satu di Tukad Yeh Sah. Kalau, aliran kurang lebih ada 7 aliran air yang nanti menjadi satu di Tukad Yeh sah. Sehingga, pada saat hujan pasti terjadi banjir badang," kata Arimbawa, saat dihubungi Senin (29/11).
Aliran air di Gunung Agung itu, lanjutnya, sudah ada sejak dulu akibat erupsi Gunung Agung sejak dulu hingga terakhir terjadi pada periode 2017 dan 2019.
"Jadi, memang di tubuh Gunung Agung ini ada aliran sungai yang ada sejak dulu. Kalau, yang namanya air terjun musiman saya juga melihat dari media tadi," imbuhnya.
Namun, pihaknya juga menghimbau kepada para pemandu dan pendaki di Gunung Agung agar saat musim hujan tidak mendaki Gunung Agung. Karena, berbahaya bagi para pendaki.
Menurutnya, kendati status Gunung Agung dinyatakan turun menjadi Level I atau normal, pada 13 September 2021 masih ada ancaman bahaya bagi pendaki dan perlu diwaspadai.
"Pertama, dalam kondisi musim hujan para pendaki agar hati-hati atau waspada atau tidak lama berada di puncak kawah Gunung Agung, karena satu kemungkinan pada saat mendung, kawah itu akan tertutup oleh awan kemungkinan apa bila terjadi gas berbahaya sangat beresiko bagi para pendaki," imbuhnya.
Kedua, katanya, ada potensi longsor di pinggir kawah Gunung Agung. Pihaknya pun tidak memperkenankan pendaki begitu lama berada di kawah Gunung Agung pada saat hujan.
Ketiga, ada potensi jatuh tergelincir akibat aliran air yang membawa kerikil-kerikil kecil di Gunung Agung. Keempat, ada potensi tersesat akibat banyak jalur pendakian yang berubah.
"Buat pendaki untuk yang diperingatkan tiga faktor bahaya. Satu gas berbahaya, kedua terjadi longsoran ketiga adanya aliran air yang menyebabkan batu kerikil itu hanyut dan bisa menimbulkan resiko pendaki itu tergelincir saat dilalui oleh pendaki," ujarnya.
"Kalau larangan tidak ada, karena sudah normal cuma masih ada ancaman bahaya yang perlu diwaspadai oleh pemandu dan pendaki. Sebaiknya tidak melakukan pendakian pada saat hujan karena resikonya tinggi," ucapnya.
"Karena satu rute jalan banyak yang berubah karena jalan pendakian tadinya agak lurus. Sekarang waktu saya ikut pemantauan, ada yang tersesat dulu itu yang jalan di atas," lanjut Arimbawa.
(kdf/arh)
Komentar
Posting Komentar